Maqamat Dalam Tasawuf: Ma'rifat dan Ridho

Ma’rifat

Ma’rifat berasal dari kata `arafa, yu’rifu, irfan, berarti: mengetahui, mengenal, atau pengetahuan Ilah. Orang yang mempunyai ma’rifat disebut arif. Menurut terminologi, ma’rifat berarti mengenal dan mengetahui berbagai ilmu secara rinci, atau diartikan juga sebagai pengetahuan atau pengalaman secara langsung atas Realitas Mutlak Tuhan.

Dalil

QS Ar-Rum Ayat 20

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَآ أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ

Artinya: ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (QS Ar-Rum : 20).

Diantara tanda-tanda kekuasaannya, yang menunjukkan keagungan-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan bapak kalian, Adam dari tanah, sehingga penciptaan manusia adalah merupakan tanda kebesaran Allah swt untuk memahami dan mendalami pengetahuan dan keilmuan tentang penciptaan manusia, sehingga manusia

Contoh Sikap dan Perilaku Ma’rifat

Ketika terjadi perang badar, dimana tentara kaum muslimin yang jumlahnya sedikit harus melawan tentara kaum kafir yang jauh lebih banyak jumlahnya dan lebih lengkap persenjataannya. Seandainya dipikir secara akal, pasti seluruh tentara kaum muslim akan terbunuh di medan perang. Akan tetapi sesuai dengan janji Allah, maka Dia menurunkan bala tentaranya yang berupa malaikat yang tidak dapat dipandang oleh mata untuk membantu tentara kaum muslim, sehingga bala tentara kafir mengalami kekalahan yang sangat menyedihkan sekaligus juga sangat memalukan.

Ridho

Pengertian ridho adalah menerima hal-hal yang tidak menyenangkan. Seorang dengan senang hati menerima ketentuan atau qodho dari Allah dan tidak mengingkari apa yang telah menjadi keputusan-Nya. Sikap mental ridha merupakan perpaduan dari mahabbah dan sabar. Rasa cinta yang diperkuat dengan ketabahan akan menimbulkan kelapangan hati untuk berkorban demi yang dicintai. Seorang hamba yang ridha, ia rela menuruti apa yang dikehendaki Allah dengan senang hati, sekaligus tidak dibarengi sikap menentang dan menyesal.

 

Dalil

Q.S.At-Taubah:59

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا۟ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ سَيُؤْتِينَا ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَرَسُولُهُۥٓ إِنَّآ إِلَى ٱللَّهِ رَٰغِبُونَ

Artinya:”Jikalau mereka sungguh- sungguh ridho dengan apa yang di berikan Allah dan Rosulnya kepada mereka,dan berkata : Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karuniaNya, dan demikian pula RosulNya. Sesungguhnya kami adalah orang –orang yang berharap kepada Allah. ( Q.S.At-Taubah:59)

Ayat ini mengandung akhlak yang tinggi dan rahasia mulia, dimana ia menjadi ridho dengan apa yang diberikan Allah dan Rosulnya, tawakal kepada Allah semata, yaitu dalam firman-Nya: “ Dan mereka berkata: “Cukuplah Allah bagi kami.” Dan rasa harap kepada Allah SWT semata agar diberi kemudahan untuk taat kepada Rosulullah SAW, melaksanakan perintahnya, meninggalkan larangannya, membenarkan beritanya, dan mengikuti jejaknya.

Contoh perilaku ridho

  1. Seorang Mahasiswa belajar sebelum mengahadapi ujian. Ketika ujian berlangsung, Mahasiswa tersebut mengerjakan dengan jujur, dan menerima apapun hasil ujian tersebut.
  2. Ketika orang dalam kesibukan, terkadang terkena duri pada telapak kakinya. Bahkan ia tidak merasa dengan kepedihan yang demikian karena kesibukan hatinya. Semua yang demikian itu karena hati, apabila telah tenggelam dengan salah satu urusan, ia tidak akan merasakan yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maqamat dalam Tasawuf : Tawakal dan Mahabbah

Ahwal dalam Tasawuf : Ikhlas dan Syukur